Khalid bin Walid

Khalid bin Walid adalah seorang panglima perang yang termasyhur dan ditakuti di medan tempur. Ia mendapat julukan "Pedang Allah yang Terhunus". Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang karirnya. Berbagai perang beliau lalui:

  • Sebelum masuk Islam, Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Perang Uhud, Khalid yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit Uhud, langsung menghajar pasukan Muslim pada saat itu.
  • Dalam perang Mu’tah yang mempertemukan antara pasukan kaum muslimin yang berjumlah 3000 orang melawan pasukan Romawi yang berjumlah 200 ribu orang, Khalid bin Walid hanya pasukan biasa saja. Saat ketiga panglima yang ditunjuk oleh Rasulullah SAW mati syahid, Khalid bin Walid langsung mengambil bendera panji Islam dan menyelamatkan kaum muslimin dari pertempuran yang tidak sepadan tersebut. Dalam pertempuran tersebut pasukan Romawi jauh lebih banyak yang meninggal dibandingkan dengan pasukan kaum muslimin.
  • Perang Yarmuk bertujuan untuk membebaskan negeri Syam dari kaum Romawi serta menyebarkan Islam di sana. Pada masa Khalifah Abu Bakar, Khalid bin Walid ditunjuk menjadi panglima pasukan Islam sebanyak 46.000, menghadapi tentara Byzantium, Romawi Timur dengan jumlah pasukan 240.000. Strategi Khalid membagi pasukan Islam menjadi 40 kontingen dari 46.000 dalam menghadapi musuh yang bersenjata lengkap, terlatih dan berjumlah banyak.
  • Perang Riddah (kemenangan perang melawan orang-orang murtad). Perang Riddah ini terjadi karena suku-suku bangsa Arab tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Abu Bakar di Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Rasulullah, dengan sendirinya batal setelah Rasulullah wafat, sikap keras kepala dan penentangan mereka ini dapat membahayakan agama dan pemerintahan. 

Terdapat sebuah hadits yang mengisahkan Khalid bin Walid yang tidak terpengaruh meski telah meminum racun.  Saat itu tentara Muslim sedang berperang, musuh menempatkan diri mereka di sebuah benteng, menolak untuk menyerah selama berhari-hari. Akhirnya, mereka mengirim seseorang kepada Khalid, menantangnya meminum racun dan bersedia menyerah jika dia tetap aman.  Khalid menerima tantangan itu dan meminumnya, dan tidak ada yang terjadi padanya. Imam Ibnu Taimiyah mengatakan, itu adalah mukjizat atau rahmat ( karamah ) yang dia lakukan untuk menunjukkan kebenaran Islam.  

Khalid bin Walid memang sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Tidak sombong dan lapang dada walaupun berada dalam puncak popularitas. Hal ini ditunjukkannya saat Khalifah Umar bin Khathab mencopot sementara waktu kepemimpinannya tanpa ada kesalahan apa pun. Menariknya, ia menuntaskan perang dengan begitu sempurna. Setelah sukses, kepemimpinan pun ia serahkan kepada penggantinya, Abu Ubaidah bin Jarrah.

Sampai pada akhirnya Khalid pun wafat, dan tidak dalam keadaan berperang. Sebelum meninggal, Khalid bin Walid  berkata di atas tempat tidurnya bahwa dia akan meninggal secara wajar.

"Aku telah mengikuti perang ini dan itu, sampai-sampai pada tubuhku tidak ada tempat sejengkal pun melainkan terdapat bekas sayatan pedang, tusukan tombak, dan luka akibat terkena panah. Kini aku akan meninggal di atas tempat tidurku secara wajar, sebagaimana matinya seekor unta. Maka dari itu, mata para pengecut tidak akan terpejam." 


Tags Kompas CNNIndonesia Republika


Share Artikel:

Related Posts

Previous
Next Post »