Implementasi Keimanan

Keimanan merupakan hal yang sangat penting dan mendasar bagi seorang muslim. Implementasinya menyadarkan eksistensi manusia dan penghambaannya kepada Penciptanya, mengarahkan tujuan hidupnya di dunia dan pertanggungjawaban jatah hidupnya di akhirat nanti.

Keimanan menjadi pembeda antara seorang muslim dengan pemeluk agama lainnya. Tanpa adanya pembinaan keimanan, maka manusia akan menjadi makhluk yang rapuh, mudah terombang ambing dan memperturutkan hawa nafsu.

Implementasi iman yang benar kepada Allah SWT akan berdampak positif pada kehidupannya,  memotivasi, konsisten dan menjaga kesinambungan hidayahnya sendiri. 

Terbukti Alquran menyatakan: "…dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya". (QS. 64:11).

Secara istilah, Iman berarti diucapkan secara lisan (mengucapkan dua kalimat syahadat), disertai dengan keyakinan hati yang kuat, serta pengamalan dengan anggota badan. Al Imam Asy Syafi’i berkata dalam kitab Al Umm : “ Telah terjadi ijma’ (konsesus)  di kalangan para sahabat, para tabi’in, dan pengikut sesudah mereka dari yang kami dapatkan bahwasanya iman adalah perkataan, amal, dan niat. Tidaklah cukup hanya salah satu saja tanpa mencakup ketiga unsur yang lainnya".

Ketaatan dengan melakukan amal sholih akan menambah keimanan, disamping itu perlunya tekad yang kuat untuk berusaha menghindari kemaksiatan yang dapat berakibat mengurangi kadar keimanan. “Seorang pezina tidak akan berzina di mana ketika sedang berzina ia dalam keimanan yang prima. Dan seseorang tidak akan meminum khamar di mana ketika sedang minum-minum ia dalam keimanan yang prima. Dan seorang pencuri tidak akan mencuri di mana ketika sedang mencuri ia dalam keimanan yang prima. Dan seorang mulia yang terpandang tidak akan merampas hak orang di mana ketika sedang merampas ia dalam keimanan yang prima,” (Shahih Al-Bukhari hadis no. 2295).

Agar manusia tidak terjerumus kepada kemaksiatan / perbuatan buruk maka iman akan mengontrol kehidupan manusia. Iman itu adalah laksana cahaya yang menerangi hati dan jiwa agar manusia yang beriman selalu berada dalam ketaatan dan jalan keselamatan. 

Pokok-pokok keimanan yang perlu diketahui terdapat dalam rukun iman yang enam, sebagaimana diterangkan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadist Jibril : “… Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk, … ” (HR. Muslim 8)

Al Imam Ibnul Qayyim berkata : “ Pokok keimanan memiliki cabang yang banyak. Setiap cabang adalah bagian dari iman. Shalat adalah cabang keimanan, begitu pula zakat, haji, puasa, dan amalan-amalan hati seperti malu, tawakal… Di antara cabang-cabang tersebut ada cabang  yang jika hilang maka akan membatalkan keimanan seperti cabang syahadat. Ada pula cabang yang jika hilang tidak membatalkan keimanan seperti menyingkirkan gangguan dari jalan. Di antara dua cabang tersebut terdapat cabang-cabang keimanan lain yang bertingkat-tingkat. Ada cabang  yang mengikuti dan lebih dekat ke cabang syahadat atau lebih dekat ke cabang menyingkirkan gangguan dari jalan …

 “Iman itu ada tujuh puluh tiga sampai tujuh puluh sembilan, atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan cabang. Yang paling utama adalah perkataan, Laa illaaha illallah (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah sebagian dari iman.” (HR Muslim 58)

Akhirnya, kita patut bersukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk melalui Nabi terakhir agar manusia selamat di dunia dan akhirat, “Pada hari ini, telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama-mu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah , Ku-ridhai Islam itu agama bagimu” (QS Al Maidah :3)

Share Artikel:

Related Posts

Previous
Next Post »