Produk Gorengan ala wallstreet

Produk gorengan yang dimaksudkan bukanlah gorengan hangat yang mendampingi secangkir kopi saat sarapan pagi atau hidangan pelengkap saat berbuka puasa. Tetapi produk apapun yang bisa digoreng untuk dapat menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek dan beresiko tinggi.

Sebagai gambaran produk gorengan bukan timbul dari wajarnya pertemuan atas permintaan dengan penawaran dipasar dengan mempertimbangkan adanya tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi bagi pembelinya berdasarkan urutan kebutuhan konsumsi seperti primer, sekunder dan tersier. Tetapi lebih cenderung upaya spekulasi untuk dapat menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek.

Saham merupakan salah satu produk investasi yang pernah meluluhlantakkan Wall Street pada tahun 1929. Kehancuran itu berawal dari eforia warga AS berinvestasi besar-besaran di pasar saham dengan cara meminjam kepada pialang untuk membeli saham (istilahnya; margin trading). Kemudian para analis dan spekulan memuji-muji saham tertentu walaupun sebenarnya saham itu sampah. 

Sehingga uang yang masuk ke pasar modal AS secara bertubi-tubi mengangkat harga saham menjadi terlalu tinggi, melebihi pertumbuhan fundamental emiten saham itu sendiri. Maka terjadilah gelembung ekonomi (economic bubble), yang akhirnya ”meletus”. Investor yang baru meraih keuntungan besar dari pasar yang sedang bergairah tiba-tiba harus mempersiapkan diri untuk jatuh miskin.

Lalu adakah produk lain selain saham ?. Kita bisa mencermati produk semisal tanaman hias seperti Gelombang Cinta atau Anthurium Plowmanii yang harganya pernah melambung tinggi mencapai jutaan bahkan miliaran rupiah, dan bagaimana akhir nasibnya kini.

Tren batu cincin atau banyak yang menyebut juga batu akik rupanya juga pernah mewabah di Indonesia. Harga yang ditawarkan juga sangat fantastis, dan akhirnya popularitas batu cincin juga hanya bersifat musiman.

Setelah membaca artikel ini, semoga bisa memilah produk apa yang kita butuhkan berdasarkan anggaran yang kita miliki dan tujuan kepemilikannya. Jika ia merupakan produk investasi, sudah seharusnya kita bisa menilai kelayakan dan kewajarannya secara nilai dan apakah ia akan aman dan stabil jika dimiliki dalam jangka panjang. 

Tentunya kita juga bisa sedikit menakar kerugian apa yang bisa muncul akibat transaksi tersebut dan kemampuan kita dalam merasakan dampak resikonya.


Sumber Kompas 

Share Artikel:

Related Posts

Previous
Next Post »