Mengoptimalkan Nilai Harta melalui Investasi

Investasi, sebagai upaya mengalokasikan dana nganggur dengan memilih beberapa instrumen investasi
sehingga meminimalkan resiko masa depan atau upaya mengoptimalkan nilai Hartanya. Tentunya disamping menawarkan potensi pertumbuhan, investasi juga tetap mengandung risiko.


Beberapa Risiko Investasi:

  • Nilai investasi dapat menurun karena fluktuasi harga pasar. seperti harga saham, harganya dapat turun akibat kinerja keuangan maupun prospek bisnis emiten perusahaannya
  • Risiko likuiditas; Sulitnya menjual aset investasi secara cepat tanpa mengorbankan nilai. Seperti Harga properti yang tinggi sulit menjualnya secara cepat karena terbatasnya pembeli yang memiliki dana mencukupi sehingga dibutuhkan pendanaan jangka panjang seperti bank.
  • Inflasi / turunnya nilai mata uang; Nilai riil aset bisa berkurang karena inflasi yang menggerogoti daya beli. Pentingnya target pertumbuhan investasi yang melebihi tingkat inflasi.
  • Risiko Kredit; Terkait obligasi atau surat utang, ada risiko bahwa penerbit surat utang tidak mampu memenuhi kewajibannya.
  • Risiko Mata Uang; Untuk investasi internasional, fluktuasi nilai tukar bisa mempengaruhi nilai investasi dalam mata uang asing.
  • Risiko Suku Bunga: Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi nilai investasi, terutama obligasi.
  • Risiko Politik: Perubahan kebijakan atau kondisi politik dapat mempengaruhi iklim bisnis, stabilitas pasar dan nilai investasi.


Cara Mengoptimalkan Nilai Harta melalui Investasi:

  • Diversifikasi: Menyebar investasi ke berbagai jenis aset (saham, obligasi, properti-penyewaan properti, logam mulia dan sektor riil-bisnis) untuk mengurangi risiko. Jika satu aset mengalami penurunan, aset lain mungkin memberikan keuntungan, sehingga portofolio tetap stabil.
  • Reinvestasi Keuntungan: Menggunakan kembali dividen, bunga-bagi hasil, atau keuntungan yang didapat dari investasi untuk berinvestasi lebih lanjut, yang akan mempercepat pertumbuhan harta.
  • Melakukan investasi jangka panjang yang lebih stabil, seperti properti atau saham blue-chip, yang cenderung meningkat nilainya seiring waktu.
  • Sesuaikan pilihan investasi dengan tingkat toleransi risiko. Investor konservatif mungkin lebih memilih obligasi atau reksa dana pasar uang, sedangkan investor agresif mungkin akan mengambil risiko lebih tinggi dengan berinvestasi di saham.
  • Review dan Rebalancing: Secara berkala meninjau dan menyesuaikan portofolio investasi agar tetap sesuai dengan tujuan keuangan dan situasi pasar.
  • Investasi pada Aset Produktif: Misalnya, properti yang dapat disewakan atau saham perusahaan yang memberikan dividen, sehingga mendapatkan aliran pendapatan tetap selain dari kenaikan nilai investasi.

Share Artikel:

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »